Ebook Agen Tiket Pesawat 486x60

Sunday, May 1, 2011

Ada Apa Dengan NII (AADN)

Meskipun tindakan NII tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang manapun karena telah melakukan pencucian otak, lalu bagaimana mengenai metode-metode brainstorming, pelatihan-pelatihan retorika, lobying, negoisasi, bukankah kegiatan tersebut merupakan metode atau cara pencucian otak juga?, yang menjadi pertanyaan apakah pencucian otak tersebut berdampak secara langsung ataukah berdampak panjang?, apakah pencucian otak tersebut menyakiti orang-orang terdekat korban (personal/keluarga) ataukah masyarakat secara luas?
Tentu hal ini merupakan hal fenomenal dalam kondisi masyarakat yang semakin carut-marut akan kebobrokan multidimensi yang sedang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini, jika kita sedikit mencoba merenungkan peristiwa NII dengan beberapa pertanyaan penulis diatas tentunya kita berfikir dimanakah letak kesalahan NII, hal ini karena NII melakukan kesalahan fatal yang berakibat pada dampak secara langsung dan pada persona/keluarga dalam intensitas kecil, namun bagaimana dengan hegemoni media elektronik maupun cetak dengan berbagai informasi yang terkadang menyesatkan masyarakat luas, seperti iklan sebuah sabun atau lotion cream dengan model yang serba minim dimana tanpa kita sadari iklan tersebut mensiratkan dan meracuni kita beserta anak juga cucu kita bahwa wanita cantik itu seperti pada iklan tersebut, yakni yang bertubuh tinggi, kulit yang putih mulus, dengan rambut lurus dan panjang, serta dengan pakaian yang minim, dan iklan itu berkali-kali meracuni otak kita, anak kita serta generasi bangsa ini secara luas, lalu kenapa mereka (pemilik iklan) tersebut tidak dikecam?, jawabanya sederhana karena mereka (pemilik iklan) mencuci otak (baca: mempengaruhi/menghegemoni) pikiran masyarakat secara luas dan berdampak pada jangka waktu yang panjang.
Masih perlu bukti lagi, jika kita menyaksikan berbagai berita di berbagai media elektronika dan cetak, kita pernah saksikan beberapa waktu lalu, salah seorang artis yang pernah terjerat skadal mesum bisa dengan mudah maju menjadi calon wakil gubenur, walikota bahkan bupati, penulis yakin jika kita coba survey bertanya secara lansung pada masyarakat tempat artis yang mencalonkan di daerah tersebut, maka tentu masyarakat tidak akan sepakat dengan pencalonan tersebut, lalu kenapa artis tersebut masih bisa maju?, lagi-lagi karena hebatnya hegemoni iklan baik secara formal maupun nonformal dalam mengemasnya, tentunya masih segar ingatan kita semua tentang tragedy Luna Maya yang tersandung skandal pornoaksi dengan vokalis peterpen ariel, sehingga dalam beberapa kurun waktu sempat tidak pernah nongol dalam ecara Dahsyat, namun apakah pembaca tahu sendiri baru-baru ini Luna Maya sudah kembali lagi di acara entertainment tersebut, lalu dimanakah letaknya martabat bangsa Indonesia ini yang katanya bangsa timur yang sarat akan budaya dan martabat yang adiluhung (luhung)?.
Jika kita amati para birokrat kita yang telah kita percaya sebagai wakil rakyat, banyak kita temui dari mereka yang sebelumnya bahkan saat menjabat telah tersandung berbagai kasus, baik korupsi, penyalahgunaan jabatan, hingga kasus asusila, ternyata masih saja bisa tetap bisa melanjutkan karir politiknya, padahal jika kita amati peran mereka secara esensi, mereka adalah publik figur yang segarusnya memberikan keteladanan, pengayoman terhadap rakyatnya, malah melakukan hal-hal yang tidak seyogyanya mereka lakukan sebagai para pemimpin maupun pimpinan bangsa ini, lalu kemana rakyat ini harus mencontoh, belum lagi dengan rasa empati seakan tidak lagi terdapat pada setiap pribadi para wakil rakyat kita, kalaupun ada itupun jumlahnya sangat kecil dan tidak memiliki peran perubahan yang cukup signifikan, ciba kita perhatikan disaat berbagai permasalahan menimpa rakyat dengan kemiskinan yang hampir di seluruh pelosok negeri, pendidikan yang kian tidak relevan lagi dan semakin sulit dirasakan oleh anak negeri karena biaya yang mahal, kesulitan untuk makan karena semakin melambungnya harga bahan makanan, dan masih banyak lagi, para wakil rakyat kita merencanakan membangun gedung DPR yang baru, para wakil rakyat kita lebih disibukkan dengan pertengkaran dalam kubu koalisi, lalu dimanakah letak martabat bangsa ini?
Kembali pada pokok permasalahan yang cukup fenomenal yakni gerakan NII (Negara Islam Indonesia), tentu hal ini juga satu dari sekian banyak bagian permasalahan bangsa Indonesia yang harus segera diselesaikan, karena kalaupun permasalahan ini dianggap kecil, nnamun tidak segera diselesaikan, maka permasalahan kecil demi permasalahan kecil akan menjadi permasalahan besar yang akan mengganggu kedaulatan bangsa Indonesia sendiri, jika kita mencoba merenungkan sejenak, gejolak NII ini timbul karena ketidakpuasan sebagian kecil masyarakat Indonesia dengan sistem pemerintahan yang berjalan di Indonesia saat ini, mereka merasa bahwa bahwa Indonesia dengan mayoritas beragama islam perlu mengganti pancasila dengan sistem pemerintahan islam. Ada beberapa organisasi di Indonesia yang ingin merubah pancasila menjadi sistem pemerintahan islam sebagaimana pada jaman rasulullah dan khulafaurasyidin, antara lain NII, HTI (Hisbut Tahrir Indonesia), KPPSI (Komote Persiapan Pembentukan Syariat Islam), dan MMI (Majelis Mujahidin Indonesia), yang menjadi pertanyaan konsep negara islam yang bagaimana yang mereka tawarkan?, penulis rasa kelompok-kelompok ini diakibatkan karena memahami islam secara tekstual sebagaimana yang pernah penulis kupas pada tulisan sebelumnya yang berjudul “Islam Bukan Ideologi”.

Tawaran Solusi
Fenomena unik seperti NII merupakan salah satu dari sekian banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi di Indonesia, dan harus segera diselesaikan sampai akar-akarnya, yang mana dalam penyelesaiannya dibutuhkan kerjasama yang kongkrit antara pemerintahan dengan masyarakat secara luas, adapun beberapa langkah yang penulis coba tawarkan :
1. Pemerintah harus secara tanggap memahami awal mula dan gerakanya NII di Indonesia sampai saat ini sampai seberapa jauh.
2. Pemerintah harus benar-benar serius dalam menangani permasalahan ini, tanpa adanya unsure politis, melainkan menjadikan kedaulatan NKRI sebagai Prioritas utama.
3. Pemerintah harus bekerjasama dengan berbagai elemen-elemen masyarakat secara luas, dengan memberikan pemahaman mengenai NKRI dengan pancasila-nya, juga bagi umat muslim dengan esensi ke-Islamanya.
4. Pemerintah harus mampu meminimalisir tindakan-tindakan anarkis dalam penyelesaianya, karena permasalahan ini bukan hanya permsalahan secara fisik, namun jauh lebih dari itu mengenai peng-hegemonian ideologi.
5. Pemerintah juga berbagai elemen-elemen masyarakat harus mampu menghadirkan wadah atau solusi bagi mantan-mantan NII nantinya agar bisa kembali dan diterima oleh masyarakat luas.

Mungkin pembaca merasa heran dengan beberapa tawaran yang di ajukan penulis kenapa hampir semuanya terdapat kata “pemerintah”?, kenapa bukan masyarakat langsung secara luas?, jawabanya cukup sederhana, menurut hemat penulis karena pemerintah adalah pemimpin bagi masyarakat luas, dan pemimpin harus bisa memberikan keteladanan (contoh yang baik), jika pemerintah bisa memberikan contoh yang baik maka masyarakat secara luas akan otomatis mengikutinya, bukan begitu kawan, masih ingat pesan Muhammad SAW, “Ibda’ bin Nafsih”, he…..he……he…..mari kita sama-sama terus-menerus belajar kawanku.

0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com