Pagi itu seperti biasa melaksanakan salah satu rutinitas yaitu menyetorkan sisa hasil pencernaan dalam perut alias membuang air besar di WC, sebelum memulai rutinitas seperti biasa aku periksa dulu kondisi di sekeliling toilet, ternyata pagi itu aku dipertemukan dengan salah satu makhluk tuhan yakni semut hitam, karena warna toilet yang begitu kontras dengan warna semut, maka dengan jelas aku bisa mengamatinya dan mengusirnya dengan siraman air. Di tengah proses pembuangan, tiba-tiba aku dikejutkan dengan rasa geli di sekitar kakiku, setelah aku tengok, ternyata semut hitam yang tadinya aku usir dengan siraman air itu mulai merangkak lagi ke atas tapi karena semut tersebut melewati kakiku, maka dengan reflek cepat aku tepiskan dengan tangan dan terjatuh lagi ke dasar lantai, lalu aq lanjutkan lagi proses pembuanganku. Tanpa aku sadari secara cepat semut hitam yang tadinya aku tepis dan terjatuh di dasar lantai, sekarang sudah naik lagi dan mencapai kaki-kaki toilet, dalam hati merasa geram, akhirnya aku siram lagi dengan air dan terjatuh ke dasar lantai lagi, dalam benakku berbicara “Ga capek apa naik ke atas terus”.
Merasa puas mengusir semut berkali-kali, akhirnya aku bisa dengan tenang melanjutkan pembuangan, lagi-lagi aku dikejutkan dengan si semut hitam yang ternyata sekarang naik melalui dinding air, melihat hal tersebut, membuatku tertarik untuk mengamatinya karena secara tanpa aku sadari telah menginspirasiku, dalam benak pikiranku berkata, semut hitam yang merupakan salah satu makhluk tuhanku yang kecil saja tidak mengenal lelah dan pasrah ketika menemui rintangan saat dia mencoba meraih tempat yang lebih tinggi, setelah cukup lama aku mengamatinya, ternyata semut hitam itu mencoba mencari sumber air yang lebih besar dan bersih yakni pada tempat penampungan air di kamar mandi, padahal sebelumnya dia telah tersiram olehku dengan air juga.
Jika kita sama-sama mencoba merenungkan fenomena semut hitam tersebut, tentunya membuat kita tersentak, seekor semut yang hanya dilengkapi tuhan nafsu tanpa akal, ternyata dia mampu meraih apa yang diinginkan, setelah melewati beberapa rintangan namun dengan usahanya yang tidak mengenal lelah dan secara terus-menerus mencoba dan berusaha menggapai apa yang diinginkan, akhirnya semut hitam tersebut mendapatkan apa yang diinginkannya, sedangkan kita sebagai manusia, yakni satu-satunya makhluk tersempurna ciptaan tuhan yang dilengkapi akal dan nafsu, terkadang sering mudah menyerah begitu saja oleh beberapa rintangan yang menghadang ketika dalam menggapai cita-cita dan tujuan, akankah kita kalah dengan semut hitam tersebut?, sungguh kita sebenarnya telah merendahkan diri kita sendiri pada derajat yang lebih rendah, jika kita sebagai makhluk tersempuna ciptaan tuhan ternyata mudah menyerah oleh beberapa keadaan yang menyulitkan kita disaat menggapai cita-cita dan harapan, tanpa mau mencoba mengevaluasi diri dan mencoba lagi, dan lagi. Semoga dengan fenomena semut hitam tersebut, mampu menyadarkan diri kita semua tentang esensi sebenarnya mengapa kita diciptakan di dunia, dan menjalani kehidupan yang penuh permasalahan ini, karena sesunggaunya permasalahan bagian dari dinamika dan warna dalam kehidupan ini.
“teruslah mencoba sahabatku, jangan pernah berhenti, karena setiap keberhentian kita yang tanpa pembenahan, sesungguhnya kematian suri dalam diri.”
0 comments:
Post a Comment