Berbicara mengenai Brand Image, tentu membuat seakan-akan sesuatu yang serius, ya serius sih tapi apa perlu harus terlihat tegang sampai otot leher keluar semua??he…..he…., tentu tidak bukan?, sengaja judul ini saya buat seakan sesuatu yang wah, sebenarnya biasa saja, ceritanya ketika pada suatu sore sepulang dari tempat kerja, untuk menghilangkan rasa jenuh karena kepenatan bekerja, saya jalan-jalan ke pelabuhan, sesampainya di sana saya mencari tempat yang terbuka menghadap ke laut, sela di saat sedang santai-santainya menikmati udara pantai di sore hari, tiba-tiba ada seorang yang memancing, saya amati dia menggunakan umpan cacing, ada lagi seorang lainnya yang juga memancing tetapi umpannya pake udang, ketika saya coba dekati dan bertanya “kenapa bapak menggunakan umpan udang, kenapa ga pakai umpan cacing?” seorang tersebut menjawab “biar dapat ikan yang besar”, mendengar jawaban seorang tersebut, dalam hati saya merasa tergelitik dan bertanya serta menyimpulkan, berarti untuk mendapatkan ikan yang lebih besar, juga memerlukan umpan yang besar pula, apa tidak ada cara yang lain untuk mendapatkan ikan yang besar?, tapi yang pasti terdapat sebuah pengorbanan dalam setiap mendapatkan sesuatu.
Peristiwa tadi mengingatkanku tentang bagaimana cara membuat sesuatu bisa dikenal, kalau dalam bahasa kerennya sih bagaimana caranya membangun brand image tentang sesuatu hal, misalnya bagaimana mengenalkan brand image suatu produk, instansi/lembaga, bahkan memperkenalkan eksistensi suatu organisasi. Ada beberapa tip yang ingin saya coba bicarakan di sini, diantaranya :
a. Penguatan internal
Penguatan secara internal yang saya maksud disini, merupakan suatu upaya dalam melakukan evaluasi, perbaikan, pemberdayaan potensi, realistis bukan? Kita tidak mungkin melakukan show of force tentang sesuatu apapun manakala, secara internal mengalami penurunan baik secara kualitas, maupun kuantitas, baik secara teknis hingga secara esensi, semuanya harus dilakukan pengecekan, pembenahan, pengevaluasian, pemberdayaan, pengembangan, kalau bahasa kerenya kita lakukan revitalisasi, yakni mem-vitalitas-kan kembali seperti tujuan awal yang diharapkan. Terdapat beberapa langkah dalam melakukan penguatan secara internal diantaranya :
- Melakukan pembenahan terhadap profil kita yang menyangkut tentang tujuan besar yakni Visi dari sesuatu tersebut baik suatu produk, instansi/lembaga, atau organisasi tersebut, karena dengan visi tersebut, kita bisa melakukan menataan baik langkah-langkah dalam merealitaskan tujuan tersebut, hingga terbangunya tatanan system yang kondusif. dalam bahasa saya, saya menyebutnya ReProfiling.
- Membangun kesamaan kerangka (frame) berpikir sesama rekan kerja /anggota (jika punya), he…..he….., dalam hal ini, tidak cukup hanya sebatas kedinasan/structural saja, melainkan dengan pola komunikasi yang bagus dan bisa diterima oleh semua.
- Segera melaksanakan dan memegang kendali penuh baik secara manajerial maupun teknis
- Meminimalisir berbagai gejolak konflik internal
- Memperlakukan semua rekan kerja/anggota secara sama.
- Melakukan evaluasi secara berkala.
- Khusus pimpinan harus visioner, dan kehadirannya penuh dengan solusi.
- Segera tindak lanjuti hasil dari evaluasi.
- Jalankan dengan senang hati, tulus, dan ikhlas
b. Penguatan Eksternal
Penguatan eksternal yang saya maksud disini, merupakan suatu upaya dalam rangka mengenalkan sesuatu tersebut, baik berupa produk, sebuah instansi/lembaga, bahkan suatu organisasi kepada masyarakat luar baik yang se-visi maupun tidak dengan kita, ada beberapa langkah :
- Bangun dan perluas hubungan baik dengan pihak luar yang se-visi maupun tidak.
- Memanfaatkan jaringan partner (tapi dalam hal kebaikan lho)
- Selalu update dengan perkembangan informasi.
Mungkin untuk sementara cukup ini dulu ya, maklum masih belajar, masukan dan saran yang sifatnya membangun, di tunggu ya………
0 comments:
Post a Comment