Ebook Agen Tiket Pesawat 486x60

Saturday, April 30, 2011

Membangun Brand Image ala Hamidi

Berbicara mengenai Brand Image, tentu membuat seakan-akan sesuatu yang serius, ya serius sih tapi apa perlu harus terlihat tegang sampai otot leher keluar semua??he…..he…., tentu tidak bukan?, sengaja judul ini saya buat seakan sesuatu yang wah, sebenarnya biasa saja, ceritanya ketika pada suatu sore sepulang dari tempat kerja, untuk menghilangkan rasa jenuh karena kepenatan bekerja, saya jalan-jalan ke pelabuhan, sesampainya di sana saya mencari tempat yang terbuka menghadap ke laut, sela di saat sedang santai-santainya menikmati udara pantai di sore hari, tiba-tiba ada seorang yang memancing, saya amati dia menggunakan umpan cacing, ada lagi seorang lainnya yang juga memancing tetapi umpannya pake udang, ketika saya coba dekati dan bertanya “kenapa bapak menggunakan umpan udang, kenapa ga pakai umpan cacing?” seorang tersebut menjawab “biar dapat ikan yang besar”, mendengar jawaban seorang tersebut, dalam hati saya merasa tergelitik dan bertanya serta menyimpulkan, berarti untuk mendapatkan ikan yang lebih besar, juga memerlukan umpan yang besar pula, apa tidak ada cara yang lain untuk mendapatkan ikan yang besar?, tapi yang pasti terdapat sebuah pengorbanan dalam setiap mendapatkan sesuatu.
Peristiwa tadi mengingatkanku tentang bagaimana cara membuat sesuatu bisa dikenal, kalau dalam bahasa kerennya sih bagaimana caranya membangun brand image tentang sesuatu hal, misalnya bagaimana mengenalkan brand image suatu produk, instansi/lembaga, bahkan memperkenalkan eksistensi suatu organisasi. Ada beberapa tip yang ingin saya coba bicarakan di sini, diantaranya :

a. Penguatan internal
Penguatan secara internal yang saya maksud disini, merupakan suatu upaya dalam melakukan evaluasi, perbaikan, pemberdayaan potensi, realistis bukan? Kita tidak mungkin melakukan show of force tentang sesuatu apapun manakala, secara internal mengalami penurunan baik secara kualitas, maupun kuantitas, baik secara teknis hingga secara esensi, semuanya harus dilakukan pengecekan, pembenahan, pengevaluasian, pemberdayaan, pengembangan, kalau bahasa kerenya kita lakukan revitalisasi, yakni mem-vitalitas-kan kembali seperti tujuan awal yang diharapkan. Terdapat beberapa langkah dalam melakukan penguatan secara internal diantaranya :
- Melakukan pembenahan terhadap profil kita yang menyangkut tentang tujuan besar yakni Visi dari sesuatu tersebut baik suatu produk, instansi/lembaga, atau organisasi tersebut, karena dengan visi tersebut, kita bisa melakukan menataan baik langkah-langkah dalam merealitaskan tujuan tersebut, hingga terbangunya tatanan system yang kondusif. dalam bahasa saya, saya menyebutnya ReProfiling.
- Membangun kesamaan kerangka (frame) berpikir sesama rekan kerja /anggota (jika punya), he…..he….., dalam hal ini, tidak cukup hanya sebatas kedinasan/structural saja, melainkan dengan pola komunikasi yang bagus dan bisa diterima oleh semua.
- Segera melaksanakan dan memegang kendali penuh baik secara manajerial maupun teknis
- Meminimalisir berbagai gejolak konflik internal
- Memperlakukan semua rekan kerja/anggota secara sama.
- Melakukan evaluasi secara berkala.
- Khusus pimpinan harus visioner, dan kehadirannya penuh dengan solusi.
- Segera tindak lanjuti hasil dari evaluasi.
- Jalankan dengan senang hati, tulus, dan ikhlas

b. Penguatan Eksternal
Penguatan eksternal yang saya maksud disini, merupakan suatu upaya dalam rangka mengenalkan sesuatu tersebut, baik berupa produk, sebuah instansi/lembaga, bahkan suatu organisasi kepada masyarakat luar baik yang se-visi maupun tidak dengan kita, ada beberapa langkah :
- Bangun dan perluas hubungan baik dengan pihak luar yang se-visi maupun tidak.
- Memanfaatkan jaringan partner (tapi dalam hal kebaikan lho)
- Selalu update dengan perkembangan informasi.

Mungkin untuk sementara cukup ini dulu ya, maklum masih belajar, masukan dan saran yang sifatnya membangun, di tunggu ya………

Friday, April 29, 2011

Islam Bukan Ideologi

Abstrak
Ideologi secara arti bahasa berasal dari kata “ide” dan “logos”, dimana “ide” memiliki arti sebuah gagasan atau hasil pemikiran manusia yang terbentuk secara sistematis, sedangkan kata “logos” berasal dari bahasa yunani yang berarti ilmu yang mempelajari tentang sesuatu hal, sehingga bisa ditarik sebuah kesimpulan, bahwa ideology berarti ilmu yang mempelajari bagaimana membangun sebuah gagasan atau pemikiran secara lebih sistematis dengan harapan mampu menjadikan perubahan dalam kehidupan bermasyarakat menjadi lebih baik lagi.
Fenomena yang berkembang di masyarakat dewasa ini, kita telah banyak menyaksikan berbagai peristiwa mencengangkan, yakni banyak bermunculan berbagai macam gerakan-gerakan yang bernafas dan mengatasnamakan islam, baik yang secara terselubung yang dibungkus didalam berbagai kegiatan social kemasyarakatan, budaya hingga politik praktis di pemerintahan, maupun yang secara terang-terangan telah berani memproklamirkan diri unruk mendirikan Negara islam dengan berencana merubah falsafah pedoman dasar Negara Indonesia tercinta ini, yakni pancasila.
Berbagai modus digunakan oleh berbagai gerakan saat ini didengung-dengungkan, seperti sistem pemerintahan islam seperti pada jaman rasulullah dan khulafaur rasidin yang sering kita dengar dengan sebutan “khilafah”, ada juga yang mencoba lebih vulgar lagi dengan adanya fenomena belakangan ini dengan munculnya kembali gerakan NII (Negara Islam Indonesia).
Mungkin kita sering membaca, mendengarkan atau bahkan mengikuti sebuah seminar yang membahas mengenai pemerintahan di dalam Islam, atau berbicara mengenai Islam sebagai pedoman dalam hidup, namun dalam perkembangan di lapangannya, telah banyak mengalami pergeseran makna dan pengaplikasian, hal ini tentu tidak bisa dipungkiri, karena pemahaman tentang islam memang tergantung bagaimana manusia tersebut mampu memahami dan mengaplikasikan ajaran islam itu sendiri. Sejarah telah menbuktikan, dalam memahami islam, di Indonesia saja pada era awal tahun 1900–an hingga akhir 1900 – an (era reformasi), telah menjadikan umat islam tersekat menjadi 2 (dua), yakni Islam Tradisionalis dan Islam Moderenis.
Memasuki era setelah reformasi, perkembangan Islam di Indonesia juga mengalami perubahan yang cukup signifikan, dalam hal ini penulis mencoba mengelompokkan menjadi 3 (tiga) spesikasi model gerakan, adapun gerakan-gerakan tersebut diantaranya :
1. Islam Fundamental (Islam Kanan)
Kelompok Islam Fundamental ini, cenderung arah gerakannya lebih memfokuskan pemahaman islam secara tekstual.

2. Islam Moderat (Moderenis)
Kelompok Islam Moderat ini cenderung arah gerakannya selain memfokuskan diri pada wilayah tektual (dalam hal ubudiyah/ibadah maghdoh) juga melakukkan pengembangan-pengembangan pemikiran dalam pada wilayah amaliyah (hubungan kemasyarakatan)

3. Islam Liberal
Kelompok Islam Liberal ini cenderung arah gerakannya lebih menitikberatkan pada wilayah-wilayah rasional (Pemikiran).

Islam dan Ideologi
Pemahaman menjadikan islam sebagai pedoman hidup, mengalami pergeseran pemahaman dan pengaplikasian yang berbagai bentuk, sehingga dalam prakteknya tidak jarang pula Islam dianggap sebagai ideologi gerakan atau kelompok. Sebagai generasi muda islam, tentunya kita harus pandai-pandai dalam memilah dan memilih serta mensikapi berbagai fenomena yang terjadi dimasyarakat secara luas dengan lebih bijaksana, sehingga tidak sampai terjebak pada paradigm-paradigma dalam memahami islam secara parsial, melainkan secara lebih holistik.
Jika diatas penulis mencoba menyinggung mengenai makna secara bahasa (harfiah) “ideologi”, maka, saat ini penulis mencoba mengajak pembaca untuk mengintegrasikan mengenai kata “ideologi” dan “Islam”, guna mencoba menkritisi fenomena yang telah lama berkembang, bahwa “Islam adalah sebuah Ideologi”. Paradigma yang mengatakan Islam adalah ideologi, menurut penulis, sama saja merendahkan islam itu sendiri, karena dengan memandang bahwa islam adalah ideology, berarti kita menganggap bahwa islam adalah hasil ciptaan/pemikiran manusia, padahal islam merupakan wahyu tuhan yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dengan perantara malaikat jibril untuk disebarkan kepada semua umat manusia.
Pada kesempatan kali ini penulis mencoba mengajak pembaca semua untuk lebih obyektif dalam mensikapi fenomena yang sudah mulai menggelinding dengan liar layaknya bola salju yang semakin lama semakin membesar namun sama sekali hanya akan melemahkan islam secara esensinya. Hal ini karena islam bukan sekedar pengetahuan yang hanya untuk dipahami melainkan bagaimana islam mampu menjadi bagian dalam setiap aktifitas kita sehari-hari, islam yang dipahami hanya secara tektual dan hanya berhenti pada wilayah wacana, hanya akan menjadi dogma pembodohan bagi umat islam itu sendiri.
Umat islam akan menjadi umat terbaik (khoiru ummah) manakala mampu menyuruh pada kebaikan (ma’ruf) dan mencegah dari kemungkaran, dan beriman kepada Allah, sebagaimana yang tersurat dalam Al-Qur’an surat Al Imran 110, dan agar umat islam untuk bisa melakukan 3 (tiga) hal tersebut, yakni menyuruh pada kebaikan (ma’ruf) dan mencegah dari kemungkaran, dan beriman kepada Allah, maka semuanya itu terdapat ilmunya, dan untuk bisa menguasai ilmunya, maka umat islam harus belajar, bukan hanya sebatas pemahaman secara tekstual, melainkan juga mengkaji (bukan sekedar mengaji lho) keilmuan secara lebih mendalam hingga memahami keilmuan secara esensinya. Maka dari itu penulis mengajak pembaca tidak hanya I’tiba’ apalagi taqlid begitu saja pada setiap informasi yang sedang berkembang, tetapi kita sebagai umat islam harus bisa menelaah informasi tersebut lebih mendalam sebelum mengambil sikap atas informasi tersebut, juga pada kesempatan ini penulis mengajak pembaca untuk tidak termasuk bagian umat yang mudah mengkultuskan kebenaran seseorang ulama, melainkan dengan cara mengembalikan semuanya pada aturan Al-Qur’an dan Al-hadist, kalaupun tidak terdapat di keduanya, maka ber-ijtihad-lah dengan tidak keluar dari keduanya.
Akhir kata semoga Allah meridhoi kita semua, semoga coretan ini mampu memberikan kemanfaatan bagi penulis pada khususnya, dan pembaca pada umumnya, amien.

Thursday, April 28, 2011

Semut Dalam Toilet

Pagi itu seperti biasa melaksanakan salah satu rutinitas yaitu menyetorkan sisa hasil pencernaan dalam perut alias membuang air besar di WC, sebelum memulai rutinitas seperti biasa aku periksa dulu kondisi di sekeliling toilet, ternyata pagi itu aku dipertemukan dengan salah satu makhluk tuhan yakni semut hitam, karena warna toilet yang begitu kontras dengan warna semut, maka dengan jelas aku bisa mengamatinya dan mengusirnya dengan siraman air. Di tengah proses pembuangan, tiba-tiba aku dikejutkan dengan rasa geli di sekitar kakiku, setelah aku tengok, ternyata semut hitam yang tadinya aku usir dengan siraman air itu mulai merangkak lagi ke atas tapi karena semut tersebut melewati kakiku, maka dengan reflek cepat aku tepiskan dengan tangan dan terjatuh lagi ke dasar lantai, lalu aq lanjutkan lagi proses pembuanganku. Tanpa aku sadari secara cepat semut hitam yang tadinya aku tepis dan terjatuh di dasar lantai, sekarang sudah naik lagi dan mencapai kaki-kaki toilet, dalam hati merasa geram, akhirnya aku siram lagi dengan air dan terjatuh ke dasar lantai lagi, dalam benakku berbicara “Ga capek apa naik ke atas terus”.
Merasa puas mengusir semut berkali-kali, akhirnya aku bisa dengan tenang melanjutkan pembuangan, lagi-lagi aku dikejutkan dengan si semut hitam yang ternyata sekarang naik melalui dinding air, melihat hal tersebut, membuatku tertarik untuk mengamatinya karena secara tanpa aku sadari telah menginspirasiku, dalam benak pikiranku berkata, semut hitam yang merupakan salah satu makhluk tuhanku yang kecil saja tidak mengenal lelah dan pasrah ketika menemui rintangan saat dia mencoba meraih tempat yang lebih tinggi, setelah cukup lama aku mengamatinya, ternyata semut hitam itu mencoba mencari sumber air yang lebih besar dan bersih yakni pada tempat penampungan air di kamar mandi, padahal sebelumnya dia telah tersiram olehku dengan air juga.
Jika kita sama-sama mencoba merenungkan fenomena semut hitam tersebut, tentunya membuat kita tersentak, seekor semut yang hanya dilengkapi tuhan nafsu tanpa akal, ternyata dia mampu meraih apa yang diinginkan, setelah melewati beberapa rintangan namun dengan usahanya yang tidak mengenal lelah dan secara terus-menerus mencoba dan berusaha menggapai apa yang diinginkan, akhirnya semut hitam tersebut mendapatkan apa yang diinginkannya, sedangkan kita sebagai manusia, yakni satu-satunya makhluk tersempurna ciptaan tuhan yang dilengkapi akal dan nafsu, terkadang sering mudah menyerah begitu saja oleh beberapa rintangan yang menghadang ketika dalam menggapai cita-cita dan tujuan, akankah kita kalah dengan semut hitam tersebut?, sungguh kita sebenarnya telah merendahkan diri kita sendiri pada derajat yang lebih rendah, jika kita sebagai makhluk tersempuna ciptaan tuhan ternyata mudah menyerah oleh beberapa keadaan yang menyulitkan kita disaat menggapai cita-cita dan harapan, tanpa mau mencoba mengevaluasi diri dan mencoba lagi, dan lagi. Semoga dengan fenomena semut hitam tersebut, mampu menyadarkan diri kita semua tentang esensi sebenarnya mengapa kita diciptakan di dunia, dan menjalani kehidupan yang penuh permasalahan ini, karena sesunggaunya permasalahan bagian dari dinamika dan warna dalam kehidupan ini.

“teruslah mencoba sahabatku, jangan pernah berhenti, karena setiap keberhentian kita yang tanpa pembenahan, sesungguhnya kematian suri dalam diri.”

Bersafari IT Di Jatim Expo Berganti Makan Kerang Rebus Sambil Ngopi

Sore itu ditemani mendung tebal menyelimuti di pusat jatung kota indusri Gresik menandakan seakan-akan hujan deras akan segera turun, padahal sudah ada janji dengan seseorang bertemu di Jatim Expo Surabaya, dalam hati bicara wah bisa-bisa ini ga jadi ketemu dengan orang tersebut nih, sambil menunggu seorang teman di sebuah warung kopi pojok depan gang kampung seorang teman akrab, kuredam kegelisahan ini dengan secangkir kopi dan sebatang Surya 12.
Setengah jam menunggu, akhirnya dating juga dia, dengan gaya khasnya, perut buncit sambil cengar-cengir, sambil berkata “koen tak enteni kaet mau, sido ta ga berangkat nang bank” (kamu aku tunggu dari tadi, jadi apa tidak berangkat ke bank), aku bilang gimana kalau sekarang, jawabku, gendeng koen, mosok ono bank buka jam 4 sore gini, (gila kamu masak ada bank buka jam 4 sore begini), pembicaraan kami mulai mencair dengan rangkaian lelucon-lelucon jalanan, sambil melihat jam tangan waktu menunjukkan pukul 16.30, lalu aku tawarkan mengajak temen akrab tadi untuk berangkat ke Jatim Expo Surabaya untuk menemui seseorang, dia setuju, tapi harus menunggu setelah menjemput anaknya pulang dari mengaji, okelah, aq bilang, akhirnya kita sepakat berangkat ke Surabaya, sekalian setelah shalat maghrib, hujan semakin deras, dengan berbekal jas hujan kami berangkat tentunya dengan niat lho, he……he….., ga tau niat apa? Tentunya niat semoga semuanya lancar dan sukses.
Sesampainya di Jatim Expo Surabaya, setelah membeli tiket masuk yang kebetulan terdapat sebuah pameran IT, kami masuk kedua mata kami langsung mencari dimana gerai post pameran yang dimiliki acer, karena kami ke pameran emang tujuannya bukan untuk mencari laptop/computer atau perangkat IT lainnya, tujuan kami karena ingin ketemu dengan seorang teman yang kebetulan bekerja di salah satu penjualan perangkat IT milik acer, setelah di depan stand acer secara otomatis kami langsung disodori sebuah brosur tentang produk acer terbaru oleh petugasnya, tanpa tanya lagi petugas tadi langsung menjejali kami dengan berbagai suguhan keunggulan produk acer, mulai dari netbook hingga notebook yang terbaru, mau tidak mau, kami harus mendengarkan dulu, memang sudah sifat kami yang sudah tertanam dari masih sekolah di Madrasah, kata guru kami kalau ada orang bicara, dengarkan dulu, baru di tanggapi,he…..he……, tapi bener lho.
Setelah hampir 5 menit kami mendengar petugas tersebut berbicara, mungkin dia capek ya nggacor (bicara) trus dari tadi, lalu petugas tersebut tanya, bapak cari laptop yang spesifikasi seperti apa, sambil tersenyuk saya jawab, bisa saya bertemu dengan Bapak Anton?, petugas tersebut sepertinya tidak mengenal, tapi dia masih baik hati, dia mengarahkan kami kepada seseorang yang ganteng dengan penampilan elegan, dalam hati berkata, mungkin orang ini salah satu stake holder acer ??, dengan nada bertanya saya bilang, ”permisi bapak, apa bisa saya bertemu dengan bapak anton”, orang tersebut, bilang “oh pak anton, coba bapak ke stand acer proyektor, mungkin orangnya masih disana, semoga saja belum pulang”, sambil bilang terima kasih, kami bergegas menuju stans acer proyektor tersebut, sesampainya di stand tersebut, kami hanya menjumpai petugas wanita saja, cantik pula, rasa hati ingin menyapa dan berkenalan, dalam hati dasar lelaki, inget kamu sudah punya adek yang setia ma kamu, he…..he….., akhirnya saya tersadar akan tujuan awal, karena kami tidak menjumpai petugas laki-laki, tanpa bertanya, langsung saja saya telpon, setelang diangkat dan ngobrol langsung, ternyata orang yang akan kita temui tersebut sudah pulang, alhasil, akhirnya kami berdua dengan perasaan sedikit kecewa, sudah jauh-jauh dari Gresik, kehujanan pula, eh ternyata orangnya tidak ada, meskipun orang tersebut mengajak ketemuan lagi esoknya di tempat yang sama, sambil menuju pintu keluar pameran, akhirnya sama temen saya bilang, ngopi ae je??, temen tadi bilang ayo, tapi nangdi??, dengan pede aq jawab, samping gedung ini ja banyak warkop (warung kopi), maklum karena lokasi dekat Jatim Expo emang salah satu tempat favorit saya sama temen-temen yang kuliah di Surabaya untuk kumpul bareng diskusi, karena emang harganya terjangkau sama kantong anak mahasiswa juga nyaman tempatnya.
Setelah memilih salah satu warkop, kami pesan kopi hitem 1 dan kopi putih (kopi susu) 1 mas, menunggu terlayani, saya memesan dua bungkus nasi di warung sebelahnya, saya kaget karena harga nasi pake ikan kepala ayam plus 2 tahu goring Cuma Rp 4000,- jadi 2 bungkus Cuma Rp. 8000,-, hatiku bicara tidak salah apa penjual ini, murah banget, maklum saya yang kebetulan tinggal di Gresik, nasi dengan ikan seperti itu paling murang Rp. 5000,-, mungkin karena kota Gresik merupakan kota industri dan jauh dari bahan pokok, sehingga biaya makan juga tinggi ya, setelah makan sambil ngobrol, saya memandangi ada seorang di lain meja memesan kerang rebus di warung sebelah, melihat orang makan kerang rebus saya jadi kepingin, saya akhirnya memesannya juga, ditemani segelas kopi dan rokok, kami melanjutkan obrolan mulai dari soal bisnis hingga ngomongin si manis, dari obrolan soal pemerintahan hingga omongan soal kebudayaan, tanpa terasa waktu di jam tangan menunjukkan pukul 21.30, akhirnya kami memutuskan untuk balik pulang ke Gresik, dalam perjalanan, seorang temen tadi bilang “iki ceritane ga ngelobi, tapi ngopi karo mangan kerang, ha……ha……ha…….” (ini ceritanya tidak jadi lobi, tapi minum kopi sambil makan kerang, ha……ha……ha…….
Meski sedikit kecewa karena tidak jadi ketemu dengan teman yang bekerja di stand acer tadi setidaknya saya bisa mengambil manfaat dari berbagai kejadian, mulai pentingnya keteguhan niat saat berangkat disaat hujan, tentang arti sebuah persahabatan, makna sebuah pergulatan bisnis ditengah ketatnya persaingan dari berbagai produsen IT, mengenai kebiasaan tentang budaya ngopi sambil diskusi yang bagian dari karakter masyarakat di Gresik dan Surabaya, dan masih banyak lagi yang tidak mungkin tertuang dalam coretan ini, dalam hati, tetaplah berusaha jangan pernah berhenti, kesuksesan itu kian mendekat adanya.
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com