Ebook Agen Tiket Pesawat 486x60

Wednesday, May 11, 2011

Zakat : Indikator Dari Pribadi Muslim Yang Kaya

Kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia yang kian hari kian memprihatinkan seakan semakin menyesakkan kita dalam bernafas, kelaparan merajalela, angka kemiskinan yang semakin meningkat, gizi buruk, biaya pendidikan yang kian mahal dan tidak terjangkau oleh masyarakat ekonomi bawah, ongkos pengobatan yang juga seakan tidak kalah mahal, otomatis membuat kondisi masyarakat semakin susah, belum lagi persaingan lapangan kerja, juga minimnya munculnya para pengusaha-pengusaha baru yang diakibatkan oleh permasalahan-permasalahan klasik yakni sulitnya mendapatkan pinjaman modal dengan mudah dan dengan bungah yang ringan, apalagi tanpa bunga dan tanpa jaminan, apa ada ya di Indonesia ini? .
Indonesia sebagai negara yang mayoritas beragama islam, tentunya seharusnya mampu mengaplikasikan islam secara menyeluruh, tidak sebatas ritual keagamaan yang bersifat tekstual saja. Melihat berbagai kondisi permasalahan social ekonomi yang terjadi di masyarakat sebagaimana yang terpaparkan diatas, tentunya bisa kita ambil kesimpulan bahwa sebagian besar permasalahan yang terjadi di dalam bangsa ini berujung pada permasalahan perekonomian, tentu hal ini sangatlah memprihatinkan. Jika kita bisa mengaplikasikan salah satu saja metode penyetaraan ekonomi dengan metode yang telah diajarkan oleh islam yakni zakat saja, tentu permasalahan-permasalahan perekonomian bangsa ini bisa diminimalisir.
Meskipun tidak dinafikkan, telah banyak berbagai lembaga pengelolaan zakat yang terdapat di Indonesia, baik lembaga zakat yang didirikan oleh pemerintah, maupun yang didirikan oleh lembaga zakat swasta, bahkan lembaga zakat yang dimiliki oleh berbagai organisasi kemasyarakatan juga yayasan, namun mengapa tetap saja permasalahan-permasalahan perekonomian yang terjadi di masyarakat belum bisa berkurang secara signifikan, hal ini menjadi perenungan yang harus kita formulasikan agar zakat mampu menjadi salah satu jawaban solusi dari berbagai permsalahan perekonomian tersebut.

Membangun Frame berzakat dalam mindset masyarakat muslim Indonesia
Tidak dapat dipungkiri bahwa minat zakat dalam sebagian besar masyarakat muslim Indonesia sangatlah minim, hal ini diindikasikan dengan masih banyaknya permasalahan ekonomi sosial ditengah masyarakat. Berbicara mengenai kesadaran tentunya berbicara tentang keinginan yang timbul dalam hati diakibatkan oleh dorongan akan pemahaman dari individu itu sendiri.
Membangun pemahaman dalam diri individu tentunya tidak semudah membuat pisang goreng, sekali dimasukkan dalam wajan penggorengan dengan minyak yang mendidih, pisang langsung matang. Berbeda dengan menanamkan pemahaman pada diri individu, tentu harus melewati beberapa bahkan berbagai proses menuju kematangan dalam pemahaman dari individu sendiri, yang mana tentunya setiap proses membutuhkan waktu, disinilah suatu keistiqomahan dalam membangun pembiasaan sehingga melekat dalam mindset berfikir sangatlah dibutuhkan, sebab dengan pembiasaan yang terus menerus tersebut, akan mampu menghegemoni alam bawah sadar dari frame berfikir dari setiap individu sendiri.
Tanpa terkecuali dalam hal menanamkan pemahaman berzakat pada frame berfikir masyarakat muslim di Indonesia, juga memerlukan proses yang harus dilalui sehingga pada akhirnya terbangunlah kesadaran untuk menyalurkan zakat oleh masyarakat muslim di Indonesia. Beberapa kendala utama yang menyebabkan sulit tumbuh kembangnya kesadaran untuk menyalurkan zakat oleh sebagian besar masyarakat muslim di Indonesia, diantaranya :
1. Minimnya penghasilan yang diperoleh oleh masing-masing individu dari masyarakat muslim Indonesia yang sebagian besar berstatus sebagai pegawai.
2. Kurangnya pemahaman secara holistik pada sebagian besar masyarakat muslim indonesia, mengenai perhitungan dan penyaluran zakat.
3. Minimnya minat baca pada sebagian besar masyarkat muslim Indonesia, sehingga kurang melek akan berbagai informasi, termasuk informasi mengenai zakat.
4. Sedikitnya jumlah pengusaha muslim di Indonesia
5. Sebagian besar lembaga pengelola zakat dalam pemungutan dan penyaluran zakat masih bersifat perorangan atau sebatas keluarga, belum menyentuh pada pemberdayaan ekonomi masyarakat secara global.
6. Dan masih banyak lagi yang lain, yang tentunya penulis tunggu masukan sarannya dari para pembaca.

Solusi pemahamanan frame berfikir masyarakat islam dalam berzakat
Dari beberapa kendala di atas tentunya memerlukan solusi dalam menyelesaikannya atau setidaknya mampu memberikan angin segar atas kebuntuan yang terjadi selama ini, pada kesempatan ini penulis mencoba memberikan tawaran solusi yang tentunya kebenarannya masih perlu kita diskusikan bersama, karena penulis sadar betul, bahwa manusia hanya sebatas berusaha, namun kebenaran hanyalah milik Allah semata, adapun beberapa tawaran tersebut diantaranya :
1. Pemerintah beserta elemen-elemen masyarakat melakukan penanaman pemahaman dalam seluruh masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat muslim Indonesia mengenai pentingnya menjadi entrepreneur atau setidaknya sebagai pengusaha, dimana dalam pengaplikasian dilapangan bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik melalui berbagai sosialisasi, hingga menyuntikkan pemahaman entrepreneur dalam dunia pendidikan di masing-masing tingkatan.
2. Pemerintah beserta elemen-elemen masyarakat melakukan penanaman pemahaman dalam seluruh masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat muslim Indonesia mengenai pentingnya menyisihkan sebagian penghasilan untuk zakat, yang mana pemahaman tersebut tidak sebatas pengetahuan, melainkan pengaplikasian secara langsung di lapangan.
3. Pemerintah beserta elemen-elemen masyarakat mengusahakan terbangunnya kesadaran membaca kepada seluruh masyarakat, serta memberikan apresiasi yang cukup bagus bagi masyarakat yang mampu melahirkan karya dibidang keilmuan.
4. Pemerintah menyediakan data real masyarakat miskin di Indonesia, bukan data hasil politisasi. Yang terintegrasi ke seluruh lembaga pengelola zakat.
5. Masing-masing lembaga pengelola zakat harus senantiasa melakukan revitalisasi dalam pengeloan zakat untuk lebih professional dan proposional, sehingga pemungutan dan penyaluran zakat bisa berjalan lebih efektif dan efisien.
6. Dan masih banyak lagi yang lain, yang tentunya penulis tunggu masukan sarannya dari para pembaca.

Dari beberapa tawaran solusi di atas, dapat kita tarik sebuah kesimpulan, bahwa setiap muslim harus kaya baik secara finansial (material) maupun spiritual, dalam hal ini setidaknya, setiap muslim harus memiliki mental-mental yang kaya, meskipun secara financial masih berkategori cukup, karena dengan mental yang kaya, maka hal itu yang akan mampu memberikan motivasi untuk kaya secara finansial, sehingga menjauhkan kita semua dari kefakiran, baik kefakiran secara fisik maupun psikis, sebagaimana yang pernah diucapkan oleh Muhammad SAW bahwa “Kefakiran itu dekat dengan kekufuran”, semoga kita semua terjauhkan dari berbagai kefakiran, baik kefakiran secara fisik maupun psikis.

Penulis menyadari betul, bahwa artikel ini sangatlah jauh dari sempurna, tentunya penulis memerlukan saran dan kritik untuk menyempurnakannya, namun penulis berharap , semoga artikel yang singkat ini bisa memberikan kemanfaatan bagi penulis khususnya, dan pembaca pada umumnya dalam hal penyadaran akan pentingnya zakat.

Tuesday, May 10, 2011

Siapakah Yang Lebih Layak Mendapatkan Predikat “PEJOEANG PEREMPUAN INDONESIA”

Keterangan
R. A. Kartini
Nyai Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlan
Foto

Lahir
Jawa Tengah, 21 April 1879
Yogyakarta, 1872
Wafat
17 September 1904
31 Mei 1946
Umur
25 Tahun
74 Tahun
Lingkungan Keluarga
kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa
lingkungan yang sangat agamis dan tradisional
Gerakan
-          Tulisan surat kepada stakeholder pemerintahan, dan beberapa tokoh-tokoh pemikir mengenai keperempuanan
Melakukan Gerakan real Mendirikan perkumpulan-perkumpulan khusus untuk kaum perempuan :
-          Gerakan Perempuan Sopo Tresno Pada Tahun 1914 - 22 April 1917
-          Organisasi Perempuan Aisyiyah 22 April 1917 - hingga Sekarang
Fakta
-          Pemikiran, Karya dan Gerakan yang dilakukan hanya tinggal sejarah yang sulit direlevansikan untuk menjawab permasalahan perempuan kekinian.
-          Pemikiran, Karya dan Gerakan masih berkutat pada Wacana.
-          Pemikiran
-          Gerakan Real dengan mendirikan perkumpulan-perkumpulan

Pengawas Ujian Nasional (UN) 2011 : Harus Lebih Baik & Berkualitas Lagi

Maraknya penyalahgunaan dalam proses pelaksanaan Ujian Nasional (UN), baik berupa kasus bocornya soal, hingga guru pengawas yang saling berkompromi, telah mencoreng keesensian nilai pendidikan di tanah air ini, maka pada kesempatan kali ini penulis mencoba menawarkan gagasan ide dalam proses pelaksanaan pengawasan Ujian Nasional (UN) untuk tahun ini dan mendatang. Adapun tawaran ide tersebut penulis juga memberikan 2 (dua) pilihan diantaranya :

Pilihan (option) 1
Proses pengawas masih tetap sama dilakukan dengan saling tukar-menukar guru antar sekolah negeri/swasta seperti yang sudah dilakukan selama ini, namun pemerintah melakukan uji seleksi kelayakan guru pengawas Ujian Nasional (UN) dalam hal “Karakter Kepribadian” guru tersebut, dengan melibatkan elemen-elemen independen yang terdapat di masyarakat, seperti organisasi-organisasi kemasyarakatan, kemahasiswaan, kepemudaan, juga lembaga kemasyarakatan lainnya. Pemonitoringan pengawas Ujian Nasional (UN), dilakukan langsung oleh pemerintah dengan bekerjasama dengan elemen-elemen masyarakat melalui perwakilannya masing-masing, dimana pemenepatan pengawas dari elemen dilakukan secara silang.

Pilihan (Option) 2
proses penjagaan tidak lagi dilakukan oleh guru, melainkan pemerintah dimasing tingkat kecamatan melakukan pembentukan tim khusus pengawas Ujian Nasional (UN) dengan bekerjasama dengan elemen-elemen masyarakat, dimana dengan melakukan tes uji seleksi kelayakan pengawas Ujian Nasional (UN) dalam hal “Karakter Kepribadian”. sedangkan masing-masing sekolah hanya bertanggungjawab dalam kepanitian lokal (event organisir) saja. Untuk pemonitoringan pengawas Ujian Nasional (UN), dilakukan sama seperti pada Pilihan (Option) 1

Dengan 2 (dua) pilihan ini, penulis berharap semoga dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) bisa berjalan jujur, adil, dan tentunya dengan hasil yang lebih baik lagi, dan yang terpenting untuk meminimalisir pihak-pihak yang terdhalimi saat pelaksaan Ujian Nasional (UN) tersebut.

Monday, May 9, 2011

Penelantaran Seorang Gadis dengan Modus Mencarikan Kerja di Kota Gresik

Hari Minggu 8 Mei 2011, pukul 22.30, telah terjadi fenomena yang mencengangkan di lingkungan perumahan GKB kecamatan Kebomas Gresik, terdapat seorang gadis berusia 15 tahun yang menangis secara histeris di pinggir jalan, karena telah ditinggalkan orang yang mengajaknya pergi ke Gresik dengan alasan dicarikan pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga dengan iming-iming gaji Rp. 700.000,-. Dia merasa ditipu oleh orang yang mengajaknya dengan alasan ditinggal untuk membeli pulsa, tapi pada kenyataannya orang tersebut tidak pernah kembali, dia menunggu sejak pukul 17.00, karena merasa kebingungan akhirnya dia hanya bisa menangis.
Menangis histeris dipinggir jalan, secara otomatis menarik perhatian orang di sekitar dan pengguna jalan untuk mencoba bertanya, namun tangisan tersebut tidak segera berhenti, melainkan semakin histeris, dan membuat banyak orang menganggap gadis tersebut gila dan kemudian meninggalkan begitu saja. Kami yang kebetulan sedang berkumpul di kantor PDM Gresik, kedatangan salah satu teman yang melaporkan hal tersebut dengan segera mencoba melihat, ternyata memang benar adanya, kami mencoba meredakan tangisnya, dan berhasil menanyai penyebab dan asal-usulnya, tanpa banyak bicara kami bersama teman mengantarkan ke terminal Bunder, untuk mencarikan bis jurusan Broboka, kabupaten Purwodadi, Jawa Tengah. Dan Alhamdulillah sekitar pukul 23.30 kami mendapatkan Bis sesuai dengan tujuan.
Dari kejadian di atas, kita bisa mengambil hikmah yang mendalam dari berbagai sudut pandang, secara social masyarakat kita bisa menjadikan cermin bahwa betapa bobroknya kondisi social bangsa Indonesia, gadis berusia sekolah harus mencari kerja hanya untuk mencukupi kebutuhan perut saja, betapa minimnya ekonomi sosial yang terdapat disebagian besar masyarakat di Indonesia.
Tidak hanya dari sudat pandang kelemahan, dari sudut pandang kelebihan, ternyata ditengah-tengah fenomena tersebut masih banyak dari masyarakat yang masih memiliki rasa ibah dan kasihan dengan berbagai bentuk bantuan, mulai dari informasi mengenai bis malam jurusan Brobokan Puwodadi Jawa Tengah, hingga memberikan bantuan keuangan kepada gadis tersebut, yang mana dengan rasa ibah tersebut sebenarnya masyarakat kita masih memiliki potensi karakter yang masih begitu besar untuk ditumbuhkembangkan, akhirnya dalam hati hanya bisa berdoa, semoga pemerintahan mampu mengakomodir setiap potensi masyarakatnya sehingga bisa menjadi lebih baik lagi.

Sunday, May 8, 2011

Khusus Buat Pembaca Apalagi Pemberi Komentar

Aku ucapin banyak terima kasih telah berkenan mampir, membaca, di blogku. Semoga blogku bisa memberikan kemanfaatan meskipun kecil, semoga dengan kecilnya kemanfaatan tersebut bisa membuatku menghadirkan kemanfaatan yang lebih besar nantinya buat sobatku pembaca semua. Amien
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com