Sore itu sepulang dari kerja,
aku sempatkan mampir ke kampus untuk menyelesaikan sesuatu hal yang belum
terselesaikan, tak lupa juga mengunjungi kantin hanya sekedar memesan segelas
es kopi guna menenangkan sejenak kepenatan dalam pikiran setelah seharian di
tempat kerja, Nampak beberapa pula mahasiswa yang sedang cangkruk. Sambil
terdengar kembali perkataan dalam hati, apa yang bisa aku lakukan setelah ini?,
kesibukan bagaimanakah yang perlu aku lakukan setelah menyelesaikan kuliah?,
peluang apa lagi yang bisa aku tangkap di sela-sela waktu luangku?, kesuksesan
apa lagi yang bisa dan harus aku ciptakan setelah ini?, yang pasti masa depanku
mendatang ditentukan oleh apa yang dapat dan mampu aku lakukan saat ini.
Bersandingkan dengan segelas es
kopi dan tak lupa sebungkus rokok disampingku, kucoba membiarkan tanganku
menari di selembar kertas putih, mencoretkan apapun yang bisa aku tuliskan,
kucobba untuk terus bertanya dalam hati, apa yang harus dan mampu aku lakukan
setelah ini?, sambil diiringi suara obrolan teman-teman mahasiswa lainnya,
terdengar suara music dari salah satu laptop, sesekali terdengar ungkapan
kalimat jorok, dalam hati tersentak dan bertanya, pantaskah melontarkan
kata-kata jorok tersebut?, akan tetapi, biarlah untuk sejenak aku kubur
idealismeku ini dalam palung hatiku, lompatan terobosan apa lagi yang mampu aku
ciptakan selanjutnya?
Jika teringat beberapa masa yang
telah lalu, muncullah sedikit penyesalan, disebabkan oleh banyaknya waktu yang
terlah tersia-siakan, mengingat usia sudah 28 tahun, namun belum mampu untuk
sukses dalam tanda kutip, akan tetapi terungkap rasa syukur, karena jika tanpa
pengalaman di masa lalu, maka mungkin hari ini aku akan jauh lebih sulit dalam
menghadapi dan menyelesaikan berbagai permasalahan saat ini. Sembari teringat
salah satu judul lagu dari bondan prakoso yakni “Ya Sudahlah”.
Kalau boleh jujur dan mengatakan
beberapa perencanaan (plan), semua
itu sudah ada, tinggal melaksanakan, namun terdapat 1 (satu) hal yang belum
secara sempurna aku lakukan, dan mengalami kegalauan, yaitu menentukan
prioritas, manakah yang lebih dulu aku lakukan?, aku sendiri pun mengetahui dan
memahami, segala sesuatu memerlukan proses, padahal momen tersebut kian hari
kian mendekat, sedangkan hasil dari segenap perencanaan tersebut, belum bisa
aku peroleh Dallam waktu dekat ini, setidaknya 1 – 3 tahun sembari menenangkan hati
yang sedang galau, aku katakana dalam hati “Aku akan berusaha semaksimal
mungkin, sisanya biarkan Allah yang menyelesaikannya”, amien